Bom Alat Komunikasi Nirkabel Menandai Perubahan Era Senjata Pemusnah Massal - WARTA GLOBAL BANTEN

Mobile Menu

Top Ads

Serang

More News

logoblog

Bom Alat Komunikasi Nirkabel Menandai Perubahan Era Senjata Pemusnah Massal

Thursday 19 September 2024
Foto: ilustrasi 

Oleh: Nadeem*

Kita bisa menyebutnya gila! Perangkat komunikasi nirkabel kuno ''prasejarah' sebelum abad milenium, yakni pager (pejer, biar enak bacanya) dan walky talkie menjadi senjata pemusnah masal layaknya bom napalm di perang Vietnam, bom fosfor dan senjata biologis yang merenggut nyawa dan melukai manusia secara massal!

Bagaimana tidak, seolah kita diajak de javu menonton film-film aksi intelejen hollywood seperti James bond, John wick, dan mission impossible, tapi dalam dunia nyata. Dan, manusia-manusia yang korban pun nyata. Bukan diperankan oleh stuntman atau figuran dengan efek sinematrografis yang membuatnya tampak nyata saat di film. Tetapi benar-benar nyawa dan tubuh manusia, yang sebagian besar di antaranya bahkan warga sipil tidak terlibat perang dan tidak tahu apa-apa.

Iya, peristiwa meledaknya ribuan pejer dan walky talkie, secara serentak, di Libanon yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan ribuan orang lainnya terluka parah bahkan harus diamputasi dan kehilangan anggota badannya termasuk matanya, seolah menjadi penanda telah terjadi perubahan era senjata baru dengan menggunakan alat komunikasi baik yang 'pra-sejarah' maupun yang telephon pintar seluler gadget digital yang dimiliki dan dipegang setiap saat dan setiap waktu seolah tak terpisahkan oleh seluruh manusia di planet bumi ini, bahkan sampai ke pelosok hutan, gunung, lembah, di tengah lautan, di gurun pasir, hingga di daratan yang tertutup salju. 

Cara mengaktifkan atau meledakkan senjata itu pun hanya melalui frekwensi, sinyal, yang diterima secara umum, bukan dari sambungan atau panggilan oleh 'sang eksekutor' atau satu alat khusus secara spesifik, Melainkan secara acak (random), asal ada sinyal dan kontak komunikasi masuk langsung 'boom'.

Bahkan saat manusia berada di rumah-rumah dan kamar-kamar rumah mereka, saat di lokasi perlindungan, saat di bunker atau tempat-tempat persembunyian, di dalam hutan yang tak diketahui maupun saat di samudera tak akan bisa lepas dari ancaman senjata ini. Karena manusia saat ini tidak bisa lepas dari alat komunikasi nirkabel.

Tentu ini lebih berbahaya, lebih kejam, lebih ngeri dan sadis! Dibandingkan senjata-senjata apapun sebelumnya.

Era senjata baru pemusnah massal ini seolah telah menjadikan 'bio weapon' (senjata biologis) sebagai senjata pemusnah massal paling efektif, yang kemudian dilarang oleh PBB dan dunia internasional, saat ini telah menjadi senjata kuno dan masa lalu.

Lantas, apakah skenario aksi-aksi intelejen di film-film Hollywood seperti yang saya sebut di atas  memang nyata-nyata terjadi di dunia intelejen sehingga menginspirasi dibuatnya film-film tersebut? Ataukah sebaliknya?

Ditukil dari berita BBC yang sedikit agak detail memberitakan peristiwa ini yang sempat saya baca hari ini, menyebut bahwa seorang mantan pakar amunisi Angkatan Darat Inggris, yang meminta namanya tidak disebutkan, mengatakan kepada BBC bahwa perangkat tersebut mungkin berisi 10 gram hingga 20 gram bahan peledak berkekuatan tinggi kelas militer yang disembunyikan di dalam komponen elektronik palsu.

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1wnjlxvvqvo

Pakar tersebut mengatakan, perangkat ini kemungkinan diaktifkan oleh sinyal yang disebut pesan teks berisi kode gabungan alfabet dan nomor alias alfanumerik.

Beberapa pejer yang diidentifikasi dalam rekaman video ketika ledakan terjadi tampaknya menunjukkan model Rugged Pager AR924 buatan perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo, kata koresponden siber BBC, Joe Tidy.

Perusahaan tersebut tampaknya telah menghapus halaman produk dari situsnya.

Namun Wayback Machine—alat yang mengumpulkan dan menyimpan cuplikan situs web untuk generasi mendatang—menunjukkan cuplikan produk pada bulan September. Pejer tersebut kelihatan kuat dan dilengkapi perlindungan debu serta kedap air, kata koresponden BBC, Joe Tidy.

Perusahaan Gold Apollo juga mengeklaim baterai litium pada pager tersebut bisa bertahan hingga 85 hari setiap kali pengisian.

Perusahaan tersebut telah membantah terlibat dalam dugaan intervensi perangkat.

Pejer-pejer yang meledak itu kini telah menciptakan jejak misterius dari Taiwan hingga Hungaria.

Perusahaan Gold Apollo mengumumkan bahwa pejer itu dibuat oleh perusahaan bernama BAC, yang berpusat di Budapest. BAC, kata Gold Apollo, punya lisensi untuk menggunakan merek mereka.

Menurut kantor berita Reuters, alamat BAC Consulting di Budapest tercantum sebagai gedung berwarna persik di kawasan perumahan di pinggiran kota.

Nama perusahaan itu tertera pada selembar kertas di pintu kaca. Seseorang di gedung itu, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan BAC Consulting terdaftar di sana tetapi tidak memiliki kantor perwakilan secara fisik.

CEO perusahaan itu, Cristiana Barsony-Arcidiacono, yang mencantumkan pengalamannya dengan organisasi seperti Unesco di LinkedIn, tidak menanggapi email dari Reuters.

Sementara itu di Taiwan, kementerian ekonomi telah mengomentari masalah tersebut, dengan menyatakan bahwa "tidak ada catatan ekspor langsung ke Lebanon".

"Perusahaan itu meragukan bahwa produk itu milik mereka setelah meninjau foto-foto dari media dan menilai pager itu kemungkinan dimodifikasi setelah diekspor," kata kementerian itu.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Masyarakat Lebanon, Firass Abiad, mengatakan akibat peristiwa tersebut sebagian besar korban mengalami cedera pada tangan dan wajah.

Berbicara kepada program Newshour BBC, ia berkata: "Sebagian besar korban cedera tampaknya terluka pada wajah, terutama pada mata. Kemudian, ada sebagian cedera pada bagian tangan. Beberapa orang diamputasi di tangan atau jari. Beberapa dari mereka mengalami luka di panggul."

Ia menambahkan, sebagian besar orang yang datang ke ruang gawat darurat mengenakan pakaian sipil, jadi sangat sulit untuk membedakan apakah mereka anggota entitas tertentu seperti Hezbollah atau yang lain.

"Namun, kami melihat di antara mereka ada orang-orang yang sudah tua atau yang masih sangat muda, seperti anak yang meninggal dunia. Dan ada beberapa di antara mereka yang merupakan petugas kesehatan," kata menteri tersebut.

Lantas bagaimana dengan kita yang ada di Indonesia?

Sebagaimana kita tahu, eksalasi peperangan yang dilancarkan oleh Israel dengan negara-negara Arab semakin meluas. Tidak hanya Palestina saja yang disasar untuk dihancurkan oleh negara zionis tersebut, serangan Israel juga menuju Iran, Libanon, dan Suriah. Bukan tidak mungkin, dengan bantuan kekuatan militer dan intelejen dari sekutu abadinya yakni Amerika Serikat, maupun dari Inggris dan negara-negara eropa, ancaman serangan tersebut juga meluas ke negara-negara lain di dunia. Karena Israel bukan hanya menghadapi 'balasan' dari 'negara-negara Islam' yang memiliki 'ikatan akidah' dengan Palestina maupun Iran saja, tapi juga dengan negara-negara yang menjadi 'musuh ideologis' mereka seperti China dan Rusia. 

Siap tidak siap, kita yang ada di Indonesia tetap harus bersiap menghadapi segala kemungkinan terjadi. Hal terburuk sekalipun. Meskipun kita harus jujur mengakui kita belum siap. 

Karena kita di Indonesia ini masih belum lepas dari era bom buku, bom paku, hingga bom panci yang dilakukan oleh para teroris dengan kisah yang bombastis seolah menggambarkan para teroris tersebut berpikir dan beroperasinya sudah sangat canggih. Coba bandingkan dengan apa yang terjadi di Libanon kemarin.

Meski begitu, saya dan kita semua berdoa dan sangat berharap, semoga apa yang terjadi di Palestina dan di Libanon jangan sampai meluas. Cukup. Apa yang terjadi kemarin dan hari ini semoga tidak berkepanjangan ke depan. Dan, damai segera tercipta di dunia.

*Penulis adalah mantan marbot masjid dan penghobi baca novel dan nonton film action berbau intelejen.

No comments:

Post a Comment