Unjuk rasa di Kantor PLN Unit Layanan Pelanggan Kota Cilegon efek pemutusan jaringan listrik Masjid Nurul Ikhlas Cilegon. (wartaglobalbanten/Maspri)
wartaglobalbanten | Cilegon - Efek dari pemutusan jaringan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas beberapa hari lalu direspon oleh GRIB Raya Kota Cilegon. Mereka melakukan unjuk rasa atas peristiwa tersebut didepan Kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kota Cilegon, Kamis (30/1).
Pada aksi tersebut, Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Unit Induk Distribusi (UID) memberikan penjelasan kepada massa bahwa tunggakan DKM Nurul Ikhlas bukan kali pertama melakukan tunggakan atas tagihan listrik, kata Indo Gilang, Humas UID PLN Banten.
"DKM Nurul Ikhlas pada bulan Oktober dan November 2024 juga nunggak, namun tidak dilakukan penyegelan. Kami sudah layangkan pemberitahuan kepada pengurus masjid," ucap Gilang.
ULP Kota Cilegon telah melakukan komunikasi dan menjalankan sesuai prosedur sesuai Standar Operasional Perusahaan (SOP) terkait hal ini, pihak PLN menyampaikan permohonan maaf.
Salah satu peserta aksi dalam orasinya menyampaikan, "Masjid Agung adalah simbol kebanggaan masyarakat Kota Cilegon. Seharusnya ada pendekatan yang lebih humanis dari PLN. Sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," ucap salah satu peserta aksi.
Peristiwa ini juga mesti menjadi perhatian dari Pengurus DKM Nurul Ikhlas terkait dengan pengelolaan administrasi keuangan. Dimana ada potensi pemasukan dari sewa Gedung Islamic Center dan parkir. Potensi dana yang terhimpun seharusnya dapat dioptimalkan, sehingga dapat menutupi segala bentuk kebutuhan operasional masjid.
Maspri/*
No comments:
Post a Comment