"Stop Tunggu Viral! Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak Harus Cepat dan Serius" - Warta Global Banten

Mobile Menu

Top Ads

Serang

More News

logoblog

"Stop Tunggu Viral! Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak Harus Cepat dan Serius"

Monday, 21 July 2025








Warta Global Banten | Cilegon - Perempuan dan anak-anak adalah kelompok paling rentan terhadap kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi dalam berbagai bentuk. Namun hingga kini, penanganan terhadap kasus-kasus tersebut dinilai masih jauh dari kata ideal. Isu ini bukan semata-mata soal penegakan hukum, melainkan juga menyangkut kemanusiaan, rasa keadilan, dan keberpihakan nyata negara kepada para korban.

Seruan keras datang dari berbagai kalangan, mendesak hadirnya aturan perlindungan perempuan dan anak yang lebih tegas, lengkap dengan sanksi berat bagi pelaku. "Sudah saatnya negara menunjukkan ketegasan. Tak cukup hanya menghukum ringan atau bahkan membiarkan pelaku bebas karena celah hukum. Harus ada efek jera bagi pelaku dan pemulihan menyeluruh untuk korban," tegas seorang aktivis perempuan di Kota Cilegon.

Trauma yang dialami korban kekerasan kerap berlangsung seumur hidup. Oleh sebab itu, negara dan lembaga penegak hukum diminta memastikan bahwa korban tidak perlu lagi bertemu atau bahkan berhadapan dengan pelaku. "Itu hanya akan membuka kembali luka yang belum sembuh," tambahnya.

Kecaman juga ditujukan kepada para pelaku kekerasan yang berasal dari kalangan pendidik. “Siapa pun yang pernah melakukan pelecehan, kekerasan, atau tindakan tercela terhadap perempuan dan anak, apalagi seorang guru, tidak layak lagi mengajar. Mereka adalah ancaman nyata bagi masa depan anak-anak kita. Ini bukan stigma—ini peringatan keras,” lanjutnya.

Pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan lembaga pendidikan diminta tidak menunggu kasus viral atau jatuh korban kedua. Setiap laporan harus ditindak cepat, transparan, dan berpihak kepada korban sebagai bukti nyata bahwa negara hadir dan bertanggung jawab.

Tak kalah penting adalah keberadaan sistem pengaduan yang mudah, aman, dan bisa diakses semua lapisan masyarakat. "Korban harus merasa aman sejak detik pertama ia berani bersuara," tegasnya.

Ia juga mengajak para orang tua untuk peduli terhadap lingkungan anak. “Perhatikan apa yang terjadi di rumah, sekolah, tempat les, tempat ibadah, bahkan pergaulan. Bukan untuk mencurigai, tapi untuk menjaga agar anak tumbuh dalam ruang yang aman.”

ia mendorong perempuan untuk membekali diri dengan keterampilan bela diri dan kepercayaan diri. “Perempuan harus punya mental kuat, tidak bergantung, dan bisa bersikap cerdas dalam kondisi apa pun. Kita tidak dilahirkan untuk disakiti atau dibungkam. Kita lahir untuk hidup setara, bermartabat, dan berdaya.”

Seruan ini menjadi pengingat keras bagi semua pihak: melindungi perempuan dan anak bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab seluruh masyarakat. Sebab di balik setiap korban, ada masa depan yang bisa hancur. Dan di balik setiap pembiaran, ada kegagalan kita sebagai bangsa.

No comments:

Post a Comment