Jakarta, WARTAGLOBAL.id - Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, pemuda selalu memegang peran sentral. Tak hanya menjadi motor penggerak, mereka juga menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan dan ketidakadilan. Peristiwa heroik di Surabaya, yang dikenang setiap 10 November sebagai Hari Pahlawan, menjadi bukti nyata semangat juang pemuda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari cengkraman kolonial.
Surabaya, kota yang dikenal sebagai "Kota Pahlawan," menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dengan pasukan Sekutu pada Oktober 1945. Ketika pasukan Sekutu, yang diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), mencoba mengembalikan kekuasaan Belanda, pemuda-pemuda Surabaya merespons dengan perlawanan penuh semangat. Dipimpin oleh Bung Tomo, mereka menggelorakan semangat nasionalisme melalui radio, membakar semangat seluruh rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan.
Salah satu momen ikonik dari perlawanan pemuda terjadi di Hotel Yamato, ketika pemuda Surabaya memanjat gedung dan merobek bagian biru dari bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka mengubah bendera itu menjadi merah putih, simbol perlawanan sekaligus kebanggaan nasional. Momen ini kemudian menjadi simbol keberanian pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan dan melawan penjajahan.
Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Dr. Ali Hanapiah, S.H., S.E., M.Si., menekankan bahwa semangat juang pemuda seperti di Surabaya harus terus dihidupkan. Pemuda masa kini memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kemerdekaan dan menjadi pilar dalam pembangunan bangsa. "Pemuda harus memahami peran mereka dalam mewujudkan keadilan sosial dan pemerataan pembangunan. Kita membutuhkan energi dan gagasan mereka untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan merata," ujar Ali Hanapiah.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan KNPI adalah melalui program "Pemuda Bangun Desa." Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi ketimpangan dengan memberdayakan desa sebagai fondasi pembangunan nasional. Menurut Ali, desa adalah tempat terbaik bagi pemuda untuk belajar mengenali potensi dan karakteristik budaya daerah yang bisa menjadi modal utama dalam membangun Indonesia dari akar rumput.
Selain fokus pada pembangunan desa, pemuda Indonesia juga dituntut untuk menjadi perekat bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan negara. "Ancaman disintegrasi, radikalisme, dan potensi perpecahan sosial bisa datang dari berbagai arah. Pemuda Indonesia harus tetap menjaga semangat nasionalisme dan patriotisme sebagai landasan setiap langkah kita," tegas Ali Hanapiah.
KNPI mengajak seluruh pemuda di Indonesia untuk terus bergerak, membawa ide-ide segar dan inovatif, serta mengabdikan diri kepada bangsa. “Melalui tindakan nyata, pemuda dapat merawat kemerdekaan dengan membangun desa sebagai upaya mencapai kebangkitan bangsa,” tambahnya.
Pemuda Indonesia, saatnya kita melangkah bersama membangun negeri. Di tangan kita, masa depan Indonesia yang lebih baik akan terwujud. Mari berjuang bersama, menjadi perekat bangsa, dan menjaga keutuhan NKRI demi masa depan yang gemilang.
Salam Perjuangan
Dr. Ali Hanapiah, S.H., S.E., M.Si
Ketua Umum DPP KNPI
No comments:
Post a Comment