
Warta Global Banten | Cilegon - Gebyar Kesatuan Al-Khairiah Citangkil 2025 kembali menyita perhatian publik. Acara tahunan yang digagas Divisi Non Akademik ini tidak sekadar menjadi ajang unjuk bakat, namun juga panggung edukatif yang menyuarakan sejarah perjuangan bangsa melalui penampilan memukau para santri.
Tahun ini, generasi ke-12 atau yang dikenal dengan sebutan Mighty Generation (kelas 12) tampil dengan garapan luar biasa: drama kolosal bertema perjuangan KH. Sam’un, ulama besar sekaligus tokoh nasional asal Banten. Dari naskah hingga pentas, semuanya dirancang serius oleh para santri, membuktikan bahwa kreativitas dan intelektualitas bisa berjalan beriringan.
“Walaupun dari Divisi Non Akademik, penampilan mereka luar biasa. Kreativitas dan gagasan mereka patut diacungi jempol. Budaya ini sudah menjadi tradisi tahunan dan semakin matang dari tahun ke tahun,” ujar Ahmad Arroofi, Kepala Divisi Non Akademik.

Lebih dari sekadar hiburan, para santri menggali sejarah secara mendalam. Mereka tidak hanya membaca literatur, tapi juga mewawancarai langsung keluarga besar KH. Sam’un, termasuk keturunan dari KH. Washid, Siti Hajar, KH. Yasin Beji, hingga Brigjen KH. Syam’un, demi menghadirkan pertunjukan yang kaya makna dan berbasis data.
“Ini bukan sekadar tampil. Mereka belajar, meneliti, dan memahami konteks perjuangan KH. Sam’un. Ini adalah bentuk edukasi sejarah yang jarang ditemukan di panggung sekolah,” lanjut Arroofi.
Selain drama, pawai budaya, orasi santri, dan karya seni turut mewarnai acara. Ratusan santri dengan kostum khas tempo dulu menampilkan parade yang menyatukan unsur tradisi, nasionalisme, dan nuansa religius.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk para alumni, jajaran yayasan, kepala sekolah, serta keluarga besar KH. Sam’un. Hadir pula H. Obi, tokoh ulama Banten, yang memberikan apresiasi langsung kepada santri Al-Khairiah.
“Mighty Generation, angkatan ke-100 Al-Khairiah, patut dibanggakan. Mereka tidak hanya tampil memukau, tapi juga memahami makna sejarah perjuangan para ulama,” tegas Arroofi menutup wawancara.
Gebyar Al-Khairiah Citangkil 2025 menegaskan bahwa pendidikan tidak selalu datang dari buku teks. Melalui panggung, santri diajak memahami sejarah, meresapi perjuangan, dan mewarisi nilai-nilai keislaman serta kebangsaan yang abadi.
Reporter: Aulia/Dirhat
Editor: Tim Redaksi Warta Global Banten
No comments:
Post a Comment