
Warta Global Banten | Serang- Polemik mencuat di Universitas Faletehan setelah salah satu mahasiswa berprestasi, Bimo, mengaku tidak bisa mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) sejak akhir 2024. Akibatnya, absensi kuliahnya kosong dan status akademiknya terancam,saat diwawacarai disela kegiatan pkkmb pada hari Kamis 18 September 2025
Bimo, salah satu mahasiswa prodi teknik elektro Yang berprestasi yang baru saja pulang membawa medali emas dari Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh 2024, mengaku kaget saat tidak bisa melakukan pengisian KRS. Padahal, dirinya sebelumnya sempat disambut langsung oleh rektor kampus sebagai mahasiswa kebanggaan.
“Kenapa itu di DAO-nya, Bang Bimo? Iya, karena saya disuruh, dipaksa membayar bootcamp yang saya pun tidak tahu bootcamp itu untuk apa. Karena saya tidak mampu membayar, jadi akhirnya saya tidak diizinkan mengisi KRS, dan absen saya pun tidak ada,” ungkap Bimo saat diwawancara, Kamis 18 September 2025.
Menurutnya, masalah ini muncul sejak akhir 2024 dan hingga kini belum menemukan solusi. “Itu sejak saya pulang dari PON Aceh. Padahal saya pulang bawa medali emas, tapi tiba-tiba saya nggak bisa ngisi KRS,” tambahnya.

Harapan Bimo untuk Kampus
Meski kecewa, Bimo berharap pihak Universitas Faletehan segera membuka ruang mediasi. Ia meminta kebijakan kampus lebih berpihak pada mahasiswa, terutama mereka yang sudah berjuang mengharumkan nama institusi.
“Saya harap pihak kampus bisa lebih memperhatikan mahasiswanya yang berprestasi. Karena dibalik itu ada perjuangan yang tidak bisa diceritakan ke pihak kampus. Kalau bisa dipermudah soal dispensasi dan izin-izin. Prestasi mahasiswa tetap untuk kampus, bukan malah jadi alasan untuk dikeluarkan,” tegasnya.
Bimo mendesak pihak universitas Faletehan segera menggelar mediasi untuk menyelesaikan status KRS dan absensinya, agar perjuangan dan prestasi yang ia raih tidak berakhir sia-sia.