Cilegon, — Kepala Desa Melati, Halusi, memaparkan perkembangan terbaru terkait program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang tengah dijalankan pada tahun 2025. Fokus utama BUMDes tahun ini berada pada sektor pertanian, khususnya penanaman cabai atau cengek di lahan tanah bengkok desa. Jum'at 21 November 2025
Halusi menjelaskan bahwa sejak awal November, BUMDes telah memulai berbagai tahapan persiapan penanaman. Program ini diharapkan dapat menjadi langkah besar untuk meningkatkan perekonomian desa sekaligus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
“Mudah-mudahan dengan adanya BUMDes di Desa Melati ini bisa berkembang, bisa maju, di samping untuk mensejahterakan masyarakat.
"Tahun ini kita baru mengambil satu hektare lahan dengan 20 ribu bibit yang sudah kita siapkan untuk ditanam,” ujar Halusi.
Meski optimis, Kepala Desa menegaskan bahwa pengelolaan anggaran harus dilakukan secara bijak. Pemerintah desa tidak ingin seluruh anggaran habis di awal, terutama karena adanya risiko gagal panen.
“Kita mengarahkan pengurus BUMDes supaya tidak memakai semua anggaran di awal. Kekhawatiran kami, kalau gagal panen, anggaran langsung habis di tahap pertama. Jadi untuk saat ini anggaran baru kami cairkan 60 persen. Mudah-mudahan 60 persen ini bisa dikelola dengan baik dan bisa menghasilkan,” jelasnya.
Terkait pertanggungjawaban, Halusi menegaskan bahwa seluruh unsur pemerintah desa ikut terlibat dalam proses pengawasan.
“Selain pengurus, kepala desa juga tidak lepas dari tanggung jawab karena kami sekaligus pengawas. BPD juga ikut bertanggung jawab. Semua elemen di pemerintah desa ikut mengawasi kegiatan ini, terutama kepala desa dan BPD,” tambahnya.
Lebih jauh, Halusi juga menjelaskan arah kebijakan pemerintah pusat terkait pendirian BUMDes. Menurutnya, jika BUMDes di seluruh desa mampu mandiri dan memberikan pemasukan bagi desa, bukan tidak mungkin dana desa dari pemerintah pusat akan dikurangi atau bahkan ditiadakan di masa mendatang.
“Pemerintah pusat memang mendorong agar BUMDes menjadi sumber pendapatan desa. Kalau ke depan semua BUMDes sudah maju dan menghasilkan income atau pemasukan, kemungkinan dana desa juga akan dihapus. Tujuannya agar desa mandiri dan memperoleh pendapatan di luar dana pemerintah,” ujarnya.
Ia berharap BUMDes Desa Melati tidak hanya berkembang di sektor pertanian, tetapi juga mampu memperluas unit usaha di bidang lain.
“Harapan kami BUMDes bisa maju di semua bidang, bukan hanya pertanian, tapi juga unit-unit usaha lainnya,” tutup Halusi.
Dengan langkah awal melalui program penanaman cabai ini, pemerintah Desa Melati optimis BUMDes dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa dan menciptakan kemandirian desa yang lebih kuat di masa depan.

