Warta Global Banten | Jakarta - Felicitas Tallulembang diisukan jadi pemicu Muhammadiyah tarik dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI).
Nama Felicitas Tallulembang memang baru merupakan spekulasi masyarakat mengenai sebab Muhammadiyah tarik dana dari bank BSI.
Dugaan ini muncul karena memo penarikan dana Muhammadiyah dari BSI keluar setelah Felicitas Tallulembang dilantik menjadi komisaris BSI.
Belum lagi diperkuat dengan fakta bahwa terdapat kandidat dari Muhammadiyah yang ditolak sebagai komisaris BSI.
Namun, banyak masyarakat meyakini bahwa hal ini memang benar adanya. Sosok Felicitas Tallulembang belakangan juga disebut-sebut bukanlah sosok yang syar'i.
Terdapat komentar menyoroti keputusan BSI dalam memilih sosok Felicitas Tallulembang yang dinilai salah Langkah.
Jika sejenak melupakan dugaan mengenai sosok Felicitas Tallulembang sebagai pemicu penarikan, lantas sebesar apa dampak yang nantinya akan timbul terhadap BSI?
Seorang ahli bisnis syariah dan ekonom Universitas Indonesia Yusuf Wibisono memberi respon serius dengan mengatakan bahwa dampak yang ditimbulkan nanti tidaklah kecil.
"Kalo memang benar-benar ya, kalo angka yang selama ini beredar antara 13 sampai dengan 15 triliun benar-benar dipindahkan tentu dampaknya tidak kecil," ungkap Yusuf, dikutip dari kanal Youtube KOMPASTV pada hari Selasa, 11 Juni 2024.
Meski besaran dana yang dimiliki Muhammadiyah tidak akan berpengaruh hingga BSI anjlok jika diambil, namun pula tidak dapat dianggap sepele.
"Saya Yakin BSI tidak akan terpengaruh ya, tapi tidak bisa dipandang remeh gitu," lanjutnya.
Hal yang lebih dikhawatirkan Yusuf mengenai pengambilan dana Muhammadiyah ini yakni respon masyarakat luas.
Sebab, beberapa banyak nasabah yang ikut-ikutan ambil dana di BSI usai Muhammadiyah mengeluarkan memo tersebut.
"Ini tidak bisa dianggap kecil ya permasalahannya ketika nanti tingkat kepercayaan publik terhadap BSI semakin melemah," kata Yusuf menekankan.
Di samping karena memo BSI, banyak pula kasus penarikan dana nasabah yang larut di dalam spekulasi atau asumsi terkait alasan Muhammadiyah.
Salah satu masyarakat menuliskan terkait asumsi ini, yang mana pemilihan Felicitas Tallulembang sebagai komisaris dinilai sebagai tindakan salah langkah bagi BSI.
Tersirat ketidakcocokan jabatan komisaris BSI dengan background Felicitas Tallulembang yang bukan berasal dari perbankan syariah.
Dokter dan politikus kader Gerindra yang tidak punya background syariah. Sementara sebelum RUPS, Muhammadiyah sudah mengajukan dua nama kadernya sebagai komisaris dan DPS tapi gak dilirik," jelas akun Facebook Ade W Mulyono. Dua kader tersebut yaitu Abdul Mu'ti dan Jaih Mubarak.
Sementara itu, akun lainnya pun menyoroti sosok Felicitas Tallulembang yang dinilai tidak paham agama.
"Makanya dari awal munculnya BSI, aku tidak percaya kalau benar-benar dikelola oleh yang paham Islam," sebut Ely Arsyad.
Hingga kini, banyak orang menyerukan respon terkait pengambilan dana Muhammadiyah yang dipicu pengangkatan sosok Felicitas Tallulembang, komisaris BSI. (sc: kilat.com)
Pyu/*
No comments:
Post a Comment