Alumni kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Sekaligus Penerima Beasiswa BSMI dr. muhammed Shabat di Kabarkan Syahid di Gaza - WARTA GLOBAL BANTEN

Mobile Menu

Top Ads

Serang

More News

logoblog

Alumni kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Sekaligus Penerima Beasiswa BSMI dr. muhammed Shabat di Kabarkan Syahid di Gaza

Wednesday, 13 November 2024
Bantenwartaglobal.id 
Kota Serang- Seorang dokter Alumni UIN Syarif Hidayatullah di kabarkan Syahid pada tanggal 12 November 2024, dr. Muhammed shabat merupakan salah satu dokter yang mendapatkan beasiswa dari BSMI.

Ketua Umum BSMI Pusat  Muhamad Djajuli Ambari mengatakan dr. muhammed shabat masuk ke kedokteran UIN pada tahun 2011 lulus SMA langsung kuliah di Indonesia, dr. Muhammed shabat lulus tahun 2018, dr. Muhammed Shabat memilih dokter Intensive di Gaza yang seharusnya di Indonesia. Keputusan itu sangat tepat saat ini gaza membutuhkan dr. muhammed shabat ungkap M. Dzajuli saat Zoom dengan para relawan.

M. Dzajuli mengatakan dr. Muhammed Shabat syahid bersama keluarga kecuali anak laki-laki dan ibu  beliau saat ini masih di rawat, Prof Basuki Ketua MPA BSMI Pusat mengatakan dr. muhammed shabat merupakan dokter yang lemah lembut dan santun yang di pilih Allah syahid, tidak semua orang di pilih Allah ungkapnya". dr. Ahmed Abu ajwa pun menginformasikan dr. muhammed shabat lebih memilih bertahan di gaza utara untuk menolong saudaranya yang menjadi korban Zionis Israel ada di gaza utara padahal beliau masih punya kesempatan keluar dari Gaza Utara.


Ketua BSMI Kab.Serang, Antoni mengatakan pernah bertemu dengan beliau saat ada event-event BSMI terutama saat ada event di UIN Syarif Hidayatullah dr. Mohammed merupakan mahasiswa kedokteran yang peduli, supel, lemah lembut dan fasih berbahasa Indonesia.
Antoni pernah bertanya kepada dr. Muhammed, kenapa lebih memilih jurusan kedokteran kuliah di Indonesia, beliau mengatakan dokter di gaza masih kurang dan jarang orang tua beliaupun menganjurkan untuk kuliah di Indonesia, padahal saat itu mesir menawarkan beasiswa yang fantastis kepada beliau akan tetapi beliau lebih memilih di Indonesia.

Sebelum syahid beliau mengatakan "saya mencari jalan agar bisa evakuasi keluarga saya dari serangan tapi tdk bisa.." . Eksalasi penyerangan dari penjajah semakin menjadi, bahkan telah merangsek ke beberapa Rumah Sakit yang masih beroperasi di Gaza.

Di RS. Kamal Adhwan Semua tim medis dibawa untuk diinvestigasi di tempat yg tidak diketahui. Tentara hanya meninggalkan direktur RS nya dan 2 perawat perempuan yg masih bertahan.

RS Al Awda mencoba mengevakuasi para tenaga medisnya malah ambulancenya dibom. 1 orang teman dr. Mohammed di asosiasi medis FPEA dikabarkan syahid, sementara 3 orang lainnya hilang kontak.
3 anggota badan penanggulangan bencana Gaza terluka akibat rudal dan tidak bisa di evakuasi sampai saat ini. 5 anggota lainnya ditangkap penjajah. Terakhir beliau sampaikan dalam pesannya: "Kami biasanya karena tenaga medis akan ditangkap makanya memlilih terpisah, mohon doanya."

Beliau pernah berpesan :" InsyaAllah Selama Kami masih di berikan kehidupan kami akan terus berada di sini untuk menolong orang-orang yang membutuhkan " Ungkapnya.


No comments:

Post a Comment