
Warta Global Banten | Cilegon - Hasil pemeriksaan kesehatan mata yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Cilegon menyingkap fakta mengejutkan. Dari hampir 600 siswa SD yang diperiksa, tercatat 40,3 persen mengalami kelainan mata, bahkan dua di antaranya sudah dalam kondisi kritis.
Ketua BAZNAS Kota Cilegon, Bambang, menegaskan temuan ini bukan sekadar angka, melainkan alarm serius bagi masa depan generasi muda.“Awalnya kami memprediksi hanya sekitar 10 persen yang bermasalah. Tapi ternyata angkanya melonjak sampai 40,3 persen. Ini di luar dugaan dan sangat mengkhawatirkan,” ujarnya Bambang.
Menurut Bambang, faktor utama kerusakan mata anak-anak adalah paparan berlebihan dari gawai (HP dan gadget). Data ini diperoleh melalui pemeriksaan refraksi mata di tiga SD di Kecamatan Purwakarta, yaitu SDN 23 Bunter, SD Fabian, dan satu SD lain, dengan total hampir 600 murid.
“Dari 226 siswa di SDN 2 saja, 40 persen lebih mengalami gangguan mata. Dua anak bahkan sudah masuk kategori kritis,” ungkapnya.
Sebagai langkah cepat, BAZNAS telah memberikan bantuan kacamata kepada siswa yang membutuhkan dengan biaya subsidi senilai Rp170.000 per anak. “Kalau ini tidak ditangani sejak dini, dampaknya akan berbahaya ketika mereka dewasa nanti. Generasi kita bisa terganggu kualitas kesehatannya,” tambah Bambang.
Sinergi untuk Kesehatan Anak
Program pemeriksaan mata ini merupakan bagian dari pilot project BAZNAS Cilegon yang masih jarang dilakukan di daerah lain. Kegiatan ini didukung oleh IDI Kota Cilegon dan komunitas sosial Pawon.
Ketua Pawon Cilegon, Iim Ibrohim, menegaskan kolaborasi ini adalah bentuk kepedulian nyata. “Kami ingin memastikan anak-anak Cilegon mendapatkan perhatian sejak dini, bukan hanya dari sisi ekonomi, tapi juga kesehatan,” katanya.
Selain pemeriksaan mata, BAZNAS bersama Pawon juga rutin menggelar khitanan massal gratis. Dalam kegiatan terbaru, tercatat 62 anak mengikuti program tersebut. Setiap anak mendapat paket bantuan berupa tas sekolah, alat tulis, sarung, makanan kecil, serta santunan Rp100.000, dengan total biaya mencapai Rp31 juta yang ditanggung penuh oleh BAZNAS.
Harapan untuk Pemerintah Kota
BAZNAS mendorong Pemerintah Kota Cilegon untuk segera menindaklanjuti hasil temuan ini agar tidak berlarut.
“Ini harus menjadi perhatian serius Pemkot. Kalau kesehatan mata anak-anak tidak ditangani cepat, maka dampaknya jangka panjang bagi kualitas SDM Cilegon,” tegas Bambang.
BAZNAS menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui program kesehatan, pendidikan, dan sosial, sebagai bentuk nyata tanggung jawab terhadap para mustahik dan warga kurang mampu.