Sebagai upaya melestarikan budaya lokal sekaligus membentuk karakter generasi muda, Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 48 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) menggelar kegiatan sosialisasi budaya dengan tema "Pengelana Budaya: Jaga Diri, Jaga Budaya" di Desa Karyasari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang.
Kegiatan ini berfokus pada pelestarian Pencak Silat, seni bela diri tradisional yang telah lama menjadi identitas masyarakat Banten. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, mahasiswa KKM 48 mengenalkan sejarah, nilai-nilai, serta gerakan dasar Pencak Silat kepada anak-anak dan remaja desa.
“Kami ingin mengenalkan kembali Pencak Silat sebagai warisan budaya yang bukan hanya melatih fisik, tetapi juga membentuk mental dan karakter,” ujar Ketua Bidang Sosial Budaya KKM 48, Yonsen, saat membuka kegiatan sosialisasi.
Sosialisasi ini diisi dengan berbagai aktivitas menarik, mulai dari pemutaran video dokumenter silat Banten, diskusi budaya bersama tokoh lokal, hingga pelatihan dasar gerakan silat yang melibatkan warga setempat.
Menurut Pak Udin, salah satu tokoh masyarakat Desa Karyasari yang juga merupakan pelatih silat lokal, kegiatan ini sangat penting untuk membuka mata generasi muda terhadap akar budayanya sendiri.
“Anak-anak sekarang lebih kenal budaya luar dari pada budaya sendiri. Padahal silat itu bukan cuma bela diri, tapi juga bagian dari jati diri orang Banten,” ujarnya.
Tak hanya mendapat respons positif dari warga, kegiatan ini juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa. Mereka tak hanya belajar tentang budaya lokal, tetapi juga turut ambil bagian dalam proses pelestariannya.
“Harapan kami, setelah kegiatan ini, muncul komunitas pemuda desa yang mau belajar dan melanjutkan tradisi Pencak Silat. Dengan begitu, kita tak hanya jaga diri, tapi juga jaga budaya,” ujar Setyo di akhir sesi kegiatan.
Kegiatan Pengelana Budaya ini menjadi salah satu bentuk nyata pengabdian mahasiswa KKM UNIBA dalam mendukung pelestarian budaya lokal sekaligus mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat desa.