Cilegon, — Ulang tahun biasanya dirayakan dengan kue, balon, dan tepuk tangan. Tapi di ASDP Merak, HUT ke-52 malah meninggalkan tumpukan pertanyaan — dan, kabarnya, tumpukan sampah.
kami mengaku heran atas sikap pejabat ASDP Merak yang lebih memilih mode silent ketimbang klarifikasi soal pengelolaan sampah usai acara.
"Sebentar ya," jawab Ria, Humas ASDP Merak, melalui WhatsApp — sebuah balasan yang lebih pendek dari ucapan ulang tahun ala Gen Z. Setelah itu? Sunyi. Seolah-olah pesan tersebut dikirim dari tengah Laut Selat Sunda, bukan dari kantor humas.
Media yang mencoba menghubungi Rizal dari bagian SDM pun nasibnya tak lebih baik. Yang didapat bukan jawaban, tapi hening panjang — mirip suasana sebelum jumpscare di film horor murah.
Padahal, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sudah jelas mewajibkan badan publik untuk berbicara, bukan membisu seperti batu nisan.
Lebih ironis lagi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon — yang seharusnya jadi pemain utama urusan bersih-bersih — malah memilih jadi penonton.
“Kami tidak ada info soal itu,” ujar salah satu pejabat DLH kepada wartawan, mungkin sambil menghela napas panjang dan menatap ke kejauhan mencari makna hidup.
Sementara itu, di banyak cabang ASDP lain, kegiatan bersih-bersih jadi bagian wajib dalam perayaan HUT. Tapi di Merak, informasi soal ini malah lebih langka daripada sinyal 5G di atas perahu nelayan.
Saya selaku Sekjen Aliansi Peduli Selat Sunda dan juga selaku masyarakat. Mengapresiasi kegiatan managemen asdp cabang merak sudah melakukan langkah bersih-bersih pulau terkait limbah domestik.
Hanya saja pertanyaan saya, "Sampah hasil kegiatan bersih-bersih tersebut dibuang ke mana? Apakah Dibakar? Dibuang ke laut? Di timbun? Apakah sudah sesuai dengan tujuanmya menghindari pencemaran Atau menjadi permasalahan baru, tanya Wawan, saya berharap pada pihak terkait yang memiliki kewenangan terhadap lingkungan, khususnya LH Kota Cilegon dan LH Provinsi Banten agar melakukan fungsinya, jangan terkesan melakukan pembiaran.
Kini, publik dibiarkan menerka-nerka: apakah sampahnya sudah dibereskan atau justru dibiarkan bersembunyi di sudut-sudut terminal, menunggu momentumnya untuk jadi berita lagi?
Yang pasti, jawaban dari ASDP Merak soal ini menguap lebih cepat daripada aroma sate di pesta rakyat.
No comments:
Post a Comment